Malang Kota – Suatu hari Kadipaten Surabaya kedatangan Kompeni Belanda yang dipimpin oleh Kapten knol dengan membawa surat dari Jenderal De Boor yang berisi bahwa kedudukan Adipati di Surabaya akan segera di cabut karena Adipati Jayanegara tidak mau bekerja sama dengan Kompeni Belanda. Pada hari yang sama beredar kabar dari Sosra Adiningrat, bahwa di Alun-Alun Kartasurya akan diadakan sebuah sayembara sodoran (perang tandaing prajurit berkuda dengan bersenjata tombak) dan memanah umbul-umbul yang dinamakan Yunggul Yuda. Pemenangnya adalah Sawunggaling alias Jaka Berek yang ternyata putra dari Adipati Jaya Negara dan Dewi Sangkrah. Sejak saat itu Sawunggaling bertekad memerangi Belanda. Dalam suatu peperangan yang sengit Sawunggaling berhasil membunuh Jenderal De Boor ….
Di atas adalah sepenggal kisah dalam penampilan Ludruk Lerok Anyar yang akan di gelar pada 20 Agustus 2016 pukul 19.30 bertempat di gedung Gajayana Jl. Nusakambangan No 19 Malang. Pagelaran ludruk yang di sutradari oleh Cak Marsam hidayat ini mengangkat Lakon “Sawunggaling” menceritakan keberanian putra Adipati jayanegara dalam menumpas kompeni Belanda. Selain pagelaran ini dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 71, pagelaran ini pun menjadi sebuah nafas baru bagi kesenian di kota Malang.
Adapun bintang tamu dalam pagelaran kesenian ini adalah seorang penari kondang Indonesia Didi Nini Thowok, serta para sesepuh ludruk Bhumi Arema, penari-penari dari Bhumi Arema dan berbagai pelaku seni di Kota Malang. Harapan penyelenggara, hiburan gratis ini tentunya akan menjadi pelipulara bagi perindu kesenian tradisional yang memang sudah sedikit jarang di gelar di kota-kota besar. Pagelaran ini pun diselenggarakan bergeliat mulai dari bawah dari para pelaku seni ludruk di Kota Malang yang menginginkan warisan bangsa ini tetap terjaga eksistensinya. Bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai budayanya. (j-co)